PERILAKU KONSUMTIF PADA
MAHASISWA
Lana Ainunnisa (01161015)
Perilaku konsumtif
merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tiada batas, membeli
sesuatu yang berlebihan atau secara tidak terencana. Pada banyak kasus,
perilaku konsumtif ini tidak berdasarkan pada kebutuhan, tetapi didorong oleh
hasrat dan keinginan. Pergeseran perilaku konsumen tidak lagi untuk memenuhi
kebutuhan tetapi berdasarkan motivasi untuk mendapatkan suatu sensasi,
tantangan, kegembiraan, sosialisasi dan menghilangkan
stress. Selain itu memberikan pengetahuan baru
tentang perkembangan trend dan model baru serta untuk menemukan barang
yang baik dan bernilai bagi dirinya (Imawati, 2013).
Perilaku
konsumtif dapat didefiniskan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan
tindakan-tindakan tersebut (Engel, 2008). Pada satu sisi, konsumsi memang
bersifat mutlak. Keberlangsungan hidup manusia tidak bisa terlepas dari asupan
pangan yang mereka nikmati. Peningkatan intensitas kebutuhan komoditas konsumsi
secara rasio memang berkorelasi positif dengan pertumbuhan jumlah manusia
(Jumiati,, 2009).
Perilaku
konsumtif dominan terjadi pada tingkat mahasiswa, khususnya mahasiswi. Parma
(2007), mengatakan bahwa perilaku konsumtif pada remaja putri cenderung
dipengaruhi oleh faktor rasional dan faktor emosional. Remaja yang berperilaku
konsumtif menggunakan faktor emosionalnya saja, misalnya dengan hanya
memperhitungkan gengsi dan perstise, sedangkan remaja yang memperhatikan
faktor rasional cenderung memperhitungkan manfaat serta harga produk yang
berwujud mode atau style popular.
Mahasiswa
dipandang oleh masyarakat sebagai individu yang terpelajar dengan pemikiran
yang matang, berpenampilan menarik, rapi, dan sopan santun. Pandangan inilah
yang akhirnya membuat mahasiswa mengondisikan dirinya untuk tampil menarik
(Purnomo, 2011). Mahasiswa yang ingin dianggap keberadaanya oleh lingkungan
dengan berusaha menjadi lingkungan tersebut. Kebutuhan untuk diterima dan
menjadi sama dengan orang lain mengikuti berbagai atribut yang sedang popular.
Salah satu caranya adalah berperilaku konsumtif (Jumiati, 2009).
Indikator Perilaku Konsumtif
Menurut Sumartono (dalam Tiurma
Yustisi Sari 2009: 26-27), definisi konsep
perilaku
konsumtif
amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif
adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar
kebutuhan pokok. Secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu :
a.
Membeli produk karena iming-iming hadiah.
b.
Membeli produk karena kemasannya menarik.
c.
Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
d.
Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar
manfaat atau kegunaannya).
e.
Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
f.
Memakai
produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.
g.
Munculnya
penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya
diri yang tinggi.
h.
Mencoba
lebih dari dua produk sejenis (merk berbeda).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumtif
Faktor yang mempengaruhi ada 2, yaitu internal dan eksternal.
a.
Faktor internal
Faktor internal terbagi
menjadi dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi.
-
Faktor psikologis
1.
Motivasi diri, cenderung akan membeli tanpa menggunakan
faktor rasionalnya.
2.
Persepsi, persepsi yang baik menyebabkan orang tersebut
bertindak secara rasional.
3.
Sikap pendirian dan kepercayaan, dengan kepercayaan yang
tinggi pada penjual dan pendirian yang tidak stabil mengakibatkan terjadinya
perilaku konsumtif.
-
Faktor pribadi
1.
Usia, usia remaja cenderung berperilaku konsumtif daripada
orang dewasa (Tambunan, 2001).
2.
Pekerjaan, seseorang dengan pekerjaan berbeda mempengaruhi
kebutuhan hidupnya.
3.
Keadaan Ekonomi, orang yang mempunyai uang cukup akan lebih
senang membelanjakan uangnya.
4.
Kepribadian, kepribadian dapat menentukan pola hidup
seseorang.
5.
Jenis kelamin, remaja putri lebih cenderung berperilaku konsumtif
(Tambunan, 2001).
b.
Faktor eksternal
Perilaku konsumtif
dipengaruhi oleh lingkungan dimanaia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel yang
termasuk adalah kebudayaan, kelas sosial, dan keluarga.
-
Kebudayaan, manusia dengan kemampuan
akal budaya telah mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi kebutuhan
hidupnya. Kebudayaan dalah determinan yang paling fundamental dan keinginan
perilaku seseorang (Kotler, 2000).
-
Kelas sosial, perilaku konsumtif antara
kelompok sosial satu dengan yang lain akan berbeda dalam hubungannya dengan
perilaku konsumtif (Mangkunegara, 2005).
-
Keluarga, dapat didefinisikan
sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat
menpengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli (Mangkunegara,
2005).
Perilaku konsumtif pada mahasiswa tidak dapat disimpulkan
dalam satu jawaban. Banyak faktor dan indikator yang menyebabkan mahasiswa
tersebut dapat dikatakan berperilaku konsumtif atau tidak. Diharapkan dengan
adanya artikel ini dapat meningkatkan kesadaran kita sebagai mahasiswa untuk
menekan perilaku konsumtif pada diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar