Kamis, 01 Desember 2016

Artikel Ilmiah



PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA
Lana Ainunnisa (01161015)

Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tiada batas, membeli sesuatu yang berlebihan atau secara tidak terencana. Pada banyak kasus, perilaku konsumtif ini tidak berdasarkan pada kebutuhan, tetapi didorong oleh hasrat dan keinginan. Pergeseran perilaku konsumen tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan tetapi berdasarkan motivasi untuk mendapatkan suatu sensasi, tantangan, kegembiraan, sosialisasi dan menghilangkan stress. Selain itu memberikan pengetahuan baru tentang perkembangan trend dan model baru serta untuk menemukan barang yang baik dan bernilai bagi dirinya (Imawati, 2013).
Perilaku konsumtif dapat didefiniskan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (Engel, 2008). Pada satu sisi, konsumsi memang bersifat mutlak. Keberlangsungan hidup manusia tidak bisa terlepas dari asupan pangan yang mereka nikmati. Peningkatan intensitas kebutuhan komoditas konsumsi secara rasio memang berkorelasi positif dengan pertumbuhan jumlah manusia (Jumiati,, 2009).
Perilaku konsumtif dominan terjadi pada tingkat mahasiswa, khususnya mahasiswi. Parma (2007), mengatakan bahwa perilaku konsumtif pada remaja putri cenderung dipengaruhi oleh faktor rasional dan faktor emosional. Remaja yang berperilaku konsumtif menggunakan faktor emosionalnya saja, misalnya dengan hanya memperhitungkan gengsi dan perstise, sedangkan remaja yang memperhatikan faktor rasional cenderung memperhitungkan manfaat serta harga produk yang berwujud mode atau style popular.
Mahasiswa dipandang oleh masyarakat sebagai individu yang terpelajar dengan pemikiran yang matang, berpenampilan menarik, rapi, dan sopan santun. Pandangan inilah yang akhirnya membuat mahasiswa mengondisikan dirinya untuk tampil menarik (Purnomo, 2011). Mahasiswa yang ingin dianggap keberadaanya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi lingkungan tersebut. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain mengikuti berbagai atribut yang sedang popular. Salah satu caranya adalah berperilaku konsumtif (Jumiati, 2009).
Indikator Perilaku Konsumtif
           Menurut Sumartono (dalam Tiurma Yustisi Sari 2009: 26-27), definisi konsep perilaku
konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu :
a.       Membeli produk karena iming-iming hadiah.
b.      Membeli produk karena kemasannya menarik.
c.       Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
d.      Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya).
e.       Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
f.       Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.
g.       Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
h.      Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merk berbeda).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif
Faktor yang mempengaruhi ada 2, yaitu internal dan eksternal.
a.      Faktor internal
      Faktor internal terbagi menjadi dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi.
-          Faktor psikologis
1.      Motivasi diri, cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.
2.      Persepsi, persepsi yang baik menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
3.      Sikap pendirian dan kepercayaan, dengan kepercayaan yang tinggi pada penjual dan pendirian yang tidak stabil mengakibatkan terjadinya perilaku konsumtif.
-          Faktor pribadi
1.      Usia, usia remaja cenderung berperilaku konsumtif daripada orang dewasa (Tambunan, 2001).
2.      Pekerjaan, seseorang dengan pekerjaan berbeda mempengaruhi kebutuhan hidupnya.
3.      Keadaan Ekonomi, orang yang mempunyai uang cukup akan lebih senang membelanjakan uangnya.
4.      Kepribadian, kepribadian dapat menentukan pola hidup seseorang.
5.      Jenis kelamin, remaja putri lebih cenderung berperilaku konsumtif (Tambunan, 2001).
b.      Faktor eksternal
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan dimanaia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel yang termasuk adalah kebudayaan, kelas sosial, dan keluarga.
-          Kebudayaan, manusia dengan kemampuan akal budaya telah mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan dalah determinan yang paling fundamental dan keinginan perilaku seseorang (Kotler, 2000).
-          Kelas sosial, perilaku konsumtif antara kelompok sosial satu dengan yang lain akan berbeda dalam hubungannya dengan perilaku konsumtif (Mangkunegara, 2005).
-          Keluarga, dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat menpengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli (Mangkunegara, 2005).
Perilaku konsumtif pada mahasiswa tidak dapat disimpulkan dalam satu jawaban. Banyak faktor dan indikator yang menyebabkan mahasiswa tersebut dapat dikatakan berperilaku konsumtif atau tidak. Diharapkan dengan adanya artikel ini dapat meningkatkan kesadaran kita sebagai mahasiswa untuk menekan perilaku konsumtif pada diri kita.